WA Ngambek 45 Menit, Semua Geger


Jangan memaki WhatsApp (WA). Layanan komunikasi gratis milik Facebook ini sudah memberi banyak manfaat pada hampir satu miliar penggunanya di seluruh dunia.
So, kalau sore tadi WA ngambek sekitar pukul 15.00, nggak usah dipermasalahkan. Toh ngambeknya tak lebih dari satu jam. WA juga buatan manusia. Jadi, sudah pasti ada kekurangannya.
Ibaratkan saja WA itu seperti tubuh. Kalau bebannya terlalu berat, onderdil-onderdilnya juga bisa ngambek. Masih untung ngambeknyakurang dari sejam.
Bayangkan kalau ngambeknya sehari atau dua hari? Wah, tak bisa dibayangkan ‘kekacauan’ yang terjadi di muka bumi ini.
Kira-kira, kalau WA ngambek lama, apa yang terjadi? Operator selular pastinya yang untung. Panen. Mereka yang tidak bisa WA-an, akhirnya terpaksa harus kirim SMS atau menelepon. Nah, pendapatan operator dari biaya yang dikenakan dua layanan ini pasti akan membengkak.
Bagi penggunanya, WA memang bisa disebut anugerah. Hanya dengan data di gadget kita, WA bisa dijalankan semau penggunanya. Tidak hanya untuk kolega di negara yang sama, tapi WA tetap saja gratis hingga untuk mereka yang ada di penghujung dunia. Tak hanya gratis untuk komunikasi satu arah, tapi juga dua arah (lewat telepon dan video).
Lantas, kalau WA mati kayak sore tadi, siapa yang dirugikan? Tentu saja semua penggunanya. Mereka yang sedang pacaran, tak bisa curhat-curhatan. Istri yang ingin video call dengan suaminya, terpaksa juga nggak bisa melakukannya.
WA dibuat Ian Koum tahun 2009. Berarti usianya masih delapan tahunan. Masih anak-anak. Masih perlu gizi atau vitamin untuk pertumbuhannya. Awal mulanya WA memang khusus untuk iPhone. Eh, berarti kita juga harus berterima kasih pada Apple yang akhirnya membagi layanan ini untuk semua operating system.
Memangnya, #WhatsAppDown tadi karena apa sih? Belum ada penjelasan dari Facebook kan? Mari kita tunggu kabaranya. (*)