Karin, 36, iki
embuh kok ancene. Suaminya, Donwori, 42, masih ada, bisa kerja juga. Tapi,
kalau mau beli apa-apa, Karin malah minta jatah ke Donjuan, 43. Yang tak lain
sahabat sekaligus bos Donwori.
Rasa sungkan, malu bin kecewa inilah yang
mendorong Donwori menceraikan Karin. Bisa-bisanya Karin mencoreng harga diri
(yang sebenarnya tinggal koret-koret)
di mata Donjuan. Dengan memalak Donjuan, meski dengan cara yang manis.
Donjuan adalah sahabat lama Donwori.
Keduanya sudah kenal sejak sama-sama merangkak dari bawah. Saat Donwori memilih
menjadi budak korporat, menjadi pegawai perusahaan orang, Donjuan memulai
bisnis sendiri. Selang waktu berjalan, usaha Donjuan mampu membesar. Sementara
nasib naas menimpa Donwori. Ia kena pecat.
Simpati dengan keterpurukan sahabatnya,
Donjuan mengajak Donwori bergabung di perusahaannya. Saking percayanya,
belum-belum Donwori diberi posisi bagus sebagai manager area. Bahkan, Donwori difasilitasi mobil, rumah dan
seisinya.
Sayang, Donwori terlalu serakah. Ia gadaikan
kepercayaan sahabat dengan pengkhianatan.
Ia larikan uang perusahaan ratusan juta. Dan
kabur berbulan-bulan ke kota lain. Namun dasar Donjuan adalah pria berhati
malaikat, sudah dikhianati sahabat sendiri, ia tak marah. Tidak juga lapor
polisi. "Iku kejadian lima tahun
lalu. Tak akoni aku kurang ajar waktu itu," cerita Donwori.
Namun ajaibnya, saat ini, Donwori
kembali lagi dipekerjakan di perusahaan Donjuan. Entah alasan apa Donjuan
menerimanya kembali bekerja di perusahaannya. Namun, kuat dugaan Donwori, sahabatnya
ini tak tega melihatnya tampak lusuh bak gembel setelah uang yang dicuri habis
semua.
Bahkan, kata Donwori, si sahabatnya sendirilah
yang melamarnya untuk kembali bekerja di perusahaannya. Ia begitu legowo.
Sementara Donwori serba tak enak hati dan sempat menolak. Namun, ia dipaksa.
Bahkan, Donjuan berkata sudah melupakan semuanya. "Makanya, sejak saat itu
aku hormat puoool sama dia. Wes aku
anggap abangku sendiri," ujar pria berbadan bongsor ini.
Setelah semua kebaikan Donjuan. Donwori kini
mulai berhati-hati. Ia tak mau karena ulah serakahnya lagi, Donjuan dapat rugi.
Eh lha dalah, Donwori tak sadar. Di belakangnya, rupanya ada Karin yang
bergerilnya memoroti uang Donjuan.
Tanpa Donwori ketahui, istrinya ini
bolak-balik meminta jatah ke Donjuan. Bukan sebagai selingkuhan, tapi semacam
adik angkat yang sadar kalau ia dimanja. Tindakan ini bahkan dilakukan sebelum
Donwori melarikan uang Donjuan. Dan berlanjut setelah dimaafkan lagi. Minta
diberi uang untuk bayar arisan, sewa gedung buat ulang tahun anak lah, minta
dibiayai liburan lah. Sudah semacam bank berjalan saja Donjuan di mata
Karin.
Mungkin karena merasa sedikit risih, Donjuan
lapor ke Donwori. Lagi-lagi tidak marah. Ia berkata tidak apa-apa sebenarnya
dimintai, tapi tidak pantas. Apalagi Donwori juga sudah digaji. "Gak, enggak marah sama sekali. Bicara ya
santai, tapi kayak ngradak rai rasane. Kok koyo pasangan gak nduwe isin. Wingi
lanangane, saiki bojone melu-melu sisan," lanjutnya.
Sejak laporan itu, Donwori sudah tak mau mendengar
alasan Karin. Mau alasan seperti apa pun, tindakan Karin sudah salah.
Ngisin-ngisini bojo dewe. Ia pun minta Karin keluar dari rumah. Biar ia yang
mengurus cerai. "Aku ini sudah banyak dosa ke Mas Juan, tapi dekne bolak-balik
nolong aku. Sudah gak ada alasan mau menyakiti lagi," pungkasnya. (*)