Mira, 56, mengguna-guna Donwori, 32, anaknya sendiri. Motifnya, agar Donwori lupa dengan Karin, 25. Dan segera bercerai.
Bayangkan bagaimana perasaanmu jika tanpa angin tanpa hujan, tanpa kepleset tanpa ketimpa buah durian, tapi tiba-tiba suami hilang ingatan. Sama rumah, pekerjaannya sih ingat, tapi lupa total kalau sudah punya istri dan anak.
Meski rada absurd, nyatanya hal ini terjadi sungguhan. Dialami Donwori yang telah kena guna-guna oleh emaknya sendiri. "Moro-moro lali nyel. Muleh kerjo, ming nyawangi aku. Moro takon, aku iki sopo. Lapo kok tinggal ndek rumahe," cerita Karin beberapa waktu lalu, di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya.
Awalnya, Karin mengira pertanyaan Donwori hanya menggoda. Cuma prank. Semacam prank-nya Verrel Bramasta kepada ibunya, Vena Melinda, yang pura-pura adiknya, Atalla ditangkap polisi karena barang haram.
Karena selama ini Donwori memang suka bercanda. Karakter orangnya demen guyon. Makanya jawaban Karin ketika itu juga ngasal. "Tak jawab, nyonya besar ambek aku," lanjut Karin.
Eh, tapi pertanyaan tentang siapa kamu ditanyakan Donwori berulang-ulang. Persis seperti orang yang memergoki maling di rumah. Ia menanyai lagi, kenapa Karin bisa tinggal di rumahnya, kenapa keluar masuk kamarnya. Apakah penyusup atau siapa.
Kali itu Karin baru merasakan sesuatu terjadi pada suaminya. Ia pun balik tanya ke Donwori, apa tadi di kantor ketiban map, atau jatuh dari tangga atau gimana. Namun, bukannya menjawab pertanyaan Karin, ia malah tersinggung. Meminta Karin sebagai "orang asing" tidak lancang dan banyak tanya.
Meski ketika itu Karin menjelaskan panjang lebar kalau ia adalah istri sah Donwori, sudah menikah enam tahun, sudah punya anak satu, tapi semua sia-sia. Karin tunjukan foto-foto pernikahannya, Donwori tetap tak percaya. Ia malah makin ngotot meminta Karin keluar dari rumah. Dan membawa serta anaknya. Bahkan, Donwori sempat mengamuk karena Karin bersikeras tinggal.
Hingga sampai Donwori mau memukul, Karin coba ngalahi, dan pulang sementara ke rumah orang tuanya. "Aku waktu itu ngerasa kalau itu bukan Donwori. Rasanya orang lain, kayak aurane medeni," jelas Karin.
Karena keanehan suaminya ini, Karin akhirnya diajak saudara untuk tanya ke orang pintar. Menanyakan apa sebenarnya yang terjadi dengan suaminya. Dari situ baru ketahuan kalau Donwori kena guna-guna oleh ibunya sendiri.
Apa Karin sakit hati? Tentu saja. Tapi, kalau memang itu kejadiannya, ia gak nggumun. Karena sejak awal, mertua perempuannya benci pol pada Karin. Alasannya sangat mainstream. Sebagai menantu, Karin dianggap kurang cocok mendampingi Donwori yang sangat berharga.
Sejak awal menikah pun, Karin sudah mendapatkan perlakuan yang tidak enak. Ia kerap jadi bahan olok-olokan di antara keluarga lain, direndahkan, tidak dianggap ada. Hanya saja, ia tidak menyangka kalau mertuanya ini sampai main dukun.
Kenyataaannya, cerita Karin ini tidak se-simple itu. Karin sempat diberikan doa-doa oleh orang pinter agar kesadaran suaminya kembali lagi. Berhasil. Tapi mertuanya tak mau menyerah. Ia meningkatkan guna-gunanya. Tak hanya gampang marah, Donwori bahkan semakin suka main tangan.
Dari situ Karin mulai menyerah. Bukanya ia mau mengalah pada mertuanya, tapi ia kasihan melihat suaminya yang dimasuki energi hitam oleh orang tuanya sendiri. Ia akhirnya merelakan, hubungan yang sudah berjalan selama enam tahun itu ke meja hijau. "Sekarang sih sudah sadar kok, cuma kadang kumat. Tak jarno mbek aku. Cerai adalah jalan terbaik. Lagian dia (Donwori, Red) gak nggandoli. Buktine ya gelem nanda tangani (surat cerai, Red)," pungkas Karin, enteng. (*)
Bayangkan bagaimana perasaanmu jika tanpa angin tanpa hujan, tanpa kepleset tanpa ketimpa buah durian, tapi tiba-tiba suami hilang ingatan. Sama rumah, pekerjaannya sih ingat, tapi lupa total kalau sudah punya istri dan anak.
Meski rada absurd, nyatanya hal ini terjadi sungguhan. Dialami Donwori yang telah kena guna-guna oleh emaknya sendiri. "Moro-moro lali nyel. Muleh kerjo, ming nyawangi aku. Moro takon, aku iki sopo. Lapo kok tinggal ndek rumahe," cerita Karin beberapa waktu lalu, di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya.
Awalnya, Karin mengira pertanyaan Donwori hanya menggoda. Cuma prank. Semacam prank-nya Verrel Bramasta kepada ibunya, Vena Melinda, yang pura-pura adiknya, Atalla ditangkap polisi karena barang haram.
Karena selama ini Donwori memang suka bercanda. Karakter orangnya demen guyon. Makanya jawaban Karin ketika itu juga ngasal. "Tak jawab, nyonya besar ambek aku," lanjut Karin.
Eh, tapi pertanyaan tentang siapa kamu ditanyakan Donwori berulang-ulang. Persis seperti orang yang memergoki maling di rumah. Ia menanyai lagi, kenapa Karin bisa tinggal di rumahnya, kenapa keluar masuk kamarnya. Apakah penyusup atau siapa.
Kali itu Karin baru merasakan sesuatu terjadi pada suaminya. Ia pun balik tanya ke Donwori, apa tadi di kantor ketiban map, atau jatuh dari tangga atau gimana. Namun, bukannya menjawab pertanyaan Karin, ia malah tersinggung. Meminta Karin sebagai "orang asing" tidak lancang dan banyak tanya.
Meski ketika itu Karin menjelaskan panjang lebar kalau ia adalah istri sah Donwori, sudah menikah enam tahun, sudah punya anak satu, tapi semua sia-sia. Karin tunjukan foto-foto pernikahannya, Donwori tetap tak percaya. Ia malah makin ngotot meminta Karin keluar dari rumah. Dan membawa serta anaknya. Bahkan, Donwori sempat mengamuk karena Karin bersikeras tinggal.
Hingga sampai Donwori mau memukul, Karin coba ngalahi, dan pulang sementara ke rumah orang tuanya. "Aku waktu itu ngerasa kalau itu bukan Donwori. Rasanya orang lain, kayak aurane medeni," jelas Karin.
Karena keanehan suaminya ini, Karin akhirnya diajak saudara untuk tanya ke orang pintar. Menanyakan apa sebenarnya yang terjadi dengan suaminya. Dari situ baru ketahuan kalau Donwori kena guna-guna oleh ibunya sendiri.
Apa Karin sakit hati? Tentu saja. Tapi, kalau memang itu kejadiannya, ia gak nggumun. Karena sejak awal, mertua perempuannya benci pol pada Karin. Alasannya sangat mainstream. Sebagai menantu, Karin dianggap kurang cocok mendampingi Donwori yang sangat berharga.
Sejak awal menikah pun, Karin sudah mendapatkan perlakuan yang tidak enak. Ia kerap jadi bahan olok-olokan di antara keluarga lain, direndahkan, tidak dianggap ada. Hanya saja, ia tidak menyangka kalau mertuanya ini sampai main dukun.
Kenyataaannya, cerita Karin ini tidak se-simple itu. Karin sempat diberikan doa-doa oleh orang pinter agar kesadaran suaminya kembali lagi. Berhasil. Tapi mertuanya tak mau menyerah. Ia meningkatkan guna-gunanya. Tak hanya gampang marah, Donwori bahkan semakin suka main tangan.
Dari situ Karin mulai menyerah. Bukanya ia mau mengalah pada mertuanya, tapi ia kasihan melihat suaminya yang dimasuki energi hitam oleh orang tuanya sendiri. Ia akhirnya merelakan, hubungan yang sudah berjalan selama enam tahun itu ke meja hijau. "Sekarang sih sudah sadar kok, cuma kadang kumat. Tak jarno mbek aku. Cerai adalah jalan terbaik. Lagian dia (Donwori, Red) gak nggandoli. Buktine ya gelem nanda tangani (surat cerai, Red)," pungkas Karin, enteng. (*)