Dalam rumah tangga, tak hanya suami saja yang
dituntut bertanggung jawab, istri pun demikian. Jangan maunya dipenuhi hak-
haknya saja Mbak. Sementara anak dan suami ditelantarkan.
Pernikahan bukan hanya urusan antara dua
sejoli. Suka atau tidak suka, keluarga juga turut terlibat. Contohnya
keluarga Donwori ini. Yang cerai hanya ia dan Karin, tapi yang ikut ngurus
cerai sampai ke Pengadilan Agama (PA) satu keluarga dibawa. Anak, bapak, ibuk
dan satu pengacara ikut semua. Bikin PA penuh di hari Senin.
Di PA kemarin Donwori tak banyak bicara. Dia
terlalu sibuk mengurus anaknya yang lari ke sana-sini. Alhasil si ibu,
sebut saja Kamelia yang banyak bercerita.
Hari itu adalah hari pertama Donwori mengurus
cerai. Jalan perpisahan ia pilih lantaran istrinya kurang bertanggung jawab
menjalankan tugas menjadi istri. Karin, 26, memang seorang wanita karir yang
harus membagi tugas antara kerja dan mengurus rumah. Tapi bukan itu masalahnya.
Kebiasaannya setelah kerja itu yang membuat masalah.
Kalau kata Kamelia, Karin ini kurang dolan.
Sejak kecil, ia hanya fokus pada sekolah dan sekolah. Karena desakan ekonomi,
setelah pendidikan tingkat atasnya selesai, ia harus langsung bekerja demi
keluarga. Di tengah-tengah itu, ia bertemu dengan Donwori dan menikah.
Inilah yang menjadi pemicu masalahnya. Karena
kurang dolan di masa muda, Karin melampiaskannya setelah menikah. Hampir tiap
hari dia pulang larut. Bukan karena lembur, tapi sepulang kerja nglayap dulu
sama teman-temannya.
Yang membuat geram, Karin ini begitu keras
kepala. Sebagai ukuran istri yang sudah punya anak tentu saja tindakannya
salah. Namun ia akan mencak-mencak kalau diingatkan. Itu tak hanya terjadi
sekali dua kali. Tapi setiap kali diingatkan, ia konsisten dalam kemarahan.
"Gak punya tanggung jawab, gak ada rasa bersalah. iso-isone perempuan
sikapnya gitu," kata Kamelia, mertua Karin, geram.
Perilaku suka pulang malam Karin ini juga yang
membuat kondisi rumah tangganya makin tak karuan. Selain sering cekcok dengan
Domwori, pekerjaan rumah yang tak pernah terurus, anak semata wayangnya yang
masih kecil juga jauh dengannya. "Lha gimana Mbak, budal mruput mulihe
peteng. Kapan ketemu anak," gerutu warga Kertajaya ini.
Jangan tanya kalau weekend Karin ini ke mana.
Bukannya malah menyempatkan wakti berquality time bareng keluarga, Karin malah
asik ngelayap juga. Jangan tanya juga apakah ia sempat melakukan pekerjaan
rumah tangga, jawabannya hanya akan mengecewakan saja.
Sikap istri yang lupa daratan inilah, yang
mendorong Donwori untuk menalak Karin. Tentu saja, keputusan ini disambut
sorak-sorai keluarga yang memang sejak tahu kebiasaan Karin mendorong Donwori
agar mau menceraikan istri. "Lha buat apa punya istri tanpa rasa tanggung
jawab gitu. Ya dulu masih kemakan cinta makane emoh cerai. Sekarang tau rasa,
sadar sendiri," pungkasnya. (*)