Ceritanya sudah berhari-hari pingin soto
daging. Karena sudah sering ke soto daging gubeng pojok dan soto wawan
(terutama yang d Jl Dr Ir Soekarno/MERR), kali ini pingin suasana lain. Mumpung
Minggu pagi, saya dan suami selalu punya jadwal buat puter-puter Suroboyo.
Kali ini pilihan kita berdua di daerah Raya Kertajaya.
Tepatnya di Jalan Manyar Kertoarjo. Kami mampir di soto Pak Tobi.
Letaknya persis di depan Bonet Swalayan yang
sekarang sudah direnov dengan tambahan hotel di atasnya. Persisnya lagi, tepat
di pelataran parkirnya Pasifik Redjeki.
Nyempil di pelataran parkir, warung soto
daging Pak Tobi masuk kategori pedagang kaki lima (PKL). Lazimnya PKL, ada
gerobak, geber kuning, dan deretan kursi serta beberapa unit meja kayu yang
sudah using dimakan usia.
Kami memilih soto Pak Tobi lebih karena
nostalgia saja. Kebetulan suami dulu kos di daerah Karang Menjangan. So, kalau sarapan bisa sampai daerah
Manyar Kertoarjo. Nah, tahu Pak Tobi masih jualan sampai sekarang (setelah 15
tahun berselang), kami pun mampir.
Ternyata tempat jualannya masih sama dan layout warungnya tetap saja. “Tidak ada
yang berubah,” begitu komen suami.
Karena masih pagi (sekitar pukul 06.30),
warung masih sepi. Hanya ada sepasang lansia makan. Kami pun leluasa memilih
tempat duduk. Kami sengaja memilih duduk yang ada meja panjangnya.
“Dua, Mbak?” tanya Pak Tobi.
“Satu campur, satu daging saja,” jawab saya.
Tak sampai lima menit, dua porsi soto daging
sudah terhidang di meja. Menyusul satu gelas teh hangat.
Kami berdua kaget. Wuiikkkk banyak banget.
Baik porsi maupun irisan dagingnya. Saya dan suami hanya bisa bertatapan.
“Perasaan dulu nggak segini banyak,” komen suami, melongo.
Nah, lho!!!
Kalau porsinya segitu banyak, harusnya kami berdua cukup pesan satu
mangkuk saja. Tapi, ya sudahlah.
Yang juga menyenangkan, irisan daging yang
dibubuhkan benar-benar sebanyak porsinya. Buanyaaakkk pol. Mungkin inilah soto
daging dengan daging terbanyak yang pernah saya jumpai. “Semangkuk bisa Rp 50
ribu neh,” pikir saya. Tapi, karena lapar, saya tak memperdulikan harga.
Langsung santap saja.
Setelah suapan pertama, saya langsung kaget.
Duh, rasanya endezzz bangeett. Gurihnya bawang putih sangat terasa. Irisan
dagingnya yang dibuat tipis-tipis (mirip untuk teriyaki) dan lebar, membuat si
bumbu bisa meresap hingga dalam. Irisan daging inilah yang membuat soto daging Pak
Tobi menjadi berbeda jika dibandingkan makanan sejenis.
Pembeda lainnya adalah taburan irisan daun
seledri dan bawang merah gorengnya yang tak pelit. Khusus bawang merah goreng,
Pak Tobi membuatnya sendiri. Bukan bawang merah goreng yang dibeli secara
kemasan. Tentu saja bawang merah goreng yang selalu baru itu kian menambah
nikmat rasa sotonya.
Untuk urusan bahan, Pak Tobi rupanya pakai
rumus tidak pelit. Buktinya, telur yang ditambahkan pun satu butir. Dengan
dibelah menjadi dua, si kaya protein itu kian menggugah selera.
So,
selesai makan, berarti tinggal bayarnya saja. Ini dia yang bikin penasaran.
Mahal, pastinya. Begitu yang ada di benak saya.
“Rp 40 ribu, Pak,” kata Pak Tobi. Lagi-lagi
saya dibuat terbelalak.
Dua mangkok soto, empat kerupuk dan satu gelas
teh hangat ternyata suma Rp 40 ribu.
“Waktu kali pertama beli, malah cuma Rp 2.500.
Di sini memang murah. Makanya laris,” bisik suami.
Lhoalahhhh….makanya suami saya santai saja
sejak suapan pertama. (*)
Nah,
Ini Dia Resep Soto Daging
*Tapi,
bukan versi Pak Tobi ya….Ini versi saya….
Bahan:
300 gr daging sapi, potong tipis-tipis (ala
Pak Tobi)
150 gr babat sapi, potong sesuai selera
150 gr usus sapi, potong sesuai selera
2 L air
4 lembar daun jeruk
2 lembar daun salam
1 batang serai, ambil putihnya, keprek
2 ruas jari laos, keprek
2 ruas jari jahe
Garam sesuai selera
Gula sesuai selera
Minyak goreng secukupnya
Bumbu, Haluskan:
6 siung bawang putih
12 buah bawang merah
10 butir kemiri
2 ruas jari kunyit, bakar
1 sdt merica
Pelengkap:
2 sdm seledri
2 sdm bawang merah goring
Telur, rebus, belah
Sambal khusus untuk soto daging
Jeruk nipis
Cara Mengolah:
1. Rebus daging, usus, dan babat. Air rebusan
pertama silahkan dibuang (untuk mengurangi kadar lemaknya).
2. Rebus kembali daging, usus, dan babat
hingga empuk. Tambahkan daun salam, daun jeruk, serai, laos, jahe.
3. Tumis bumbu hingga harum. Masukkan ke dalam
kuah yang mendidih. Biarkan hingga bumbu merasuk ke daging.
4. Angkat, hidangkan dengan taburan seledri,
bawang merah goreng serta sambal soto. Bagi yang suka, tambahkan kucuran jeruk
nipis dan telur rebus. Bisa dinikmati dengan nasi, lontong atau tanpa keduanya.
(*)