Mengenakan blus hitam dengan motif abstrak kelir abu-abu, Tante Cantik masuk dengan hati-hati. Kepalanya menunduk karena takut sasakan poninya yang menjulang ala Syahrini, kecantol pintu.
Begitu di dalam, ia langsung menghempaskan badannya di salah satu kursi. Ia pilih kursi pojok.
Tas warna abu-abu ia letakkan di kursi sampingnya. Leging hitam menutupi hingga ujung kakinya. Hanya beberapa kuku dengan kuteks warna ungu yang kelihatan. "Kok Tante naik dari sini? Biasanya kan dari deket pasar," tanya saya, ramah.
"Tadi saya habis melayat di Wiguna. Teman saya meninggal. Terus, pulangnya saya diantar sampai sini," jawabnya, tak kalah ramah.
Tante Cantik, saya memanggilnya begitu, adalah salah satu penumpang favorit saya. Saya menyukai caranya berdandan. Saking sukanya, saya ingin kalau tua nanti bisa seperti dia.
Usianya kira-kira 75 tahun. Bisa dilihat dari kerutan kulit tubuhnya. Tapi, meski sudah sepuh, Tante Cantik masih pintar berdandan. Tak hanya soal wajah, tapi juga cara mengenakan pakaian maupun padu padan dengan tas, alas kaki, kalung, gelang, kacamata dan aksesori lainnya.
Kalau sudah tua, tak gampang bisa tampil cantik sekaligus chick. Apalagi matching. Setahu saya, mayoritas orang tua lebih memilih membiarkan penampilannya. Hanya beberapa orang tua saja yang masih mau tampil menawan. Bisa jadi karena mereka dulunya model, mantan pejabat, istri mantan pejabat, atau yang lainnya. Busana yang biasa, aksesori secukupnya. Padahal cantik maupun chick plus matching itu tak kenal usia.
Nah, Tante Cantik ini adalah bagian dari orang tua yang tak banyak itu. Setiap ketemu, dia selalu tampil mengagumkan. Pernah suatu ketika ia mengenakan leging warna biru telur asin. Blusnya juga warna senada. Pun demikian dengan tas yang dia bawa. Juga matching dengan busana yang dikenakannya. Di bagian rambutnya yang hitam pekat habis disemir, bertengger kaca mata hitam (saking lebarnya saya menyebutnya kaca muka). Kalau itu rambutnya dikucir ekor kuda. Wedges yang menutupi kakinya juga serasi dengan busananya. Kira-kira wedges-nya setinggi 4-5 cm. Cukup tinggi untuk ukuran perempuan yang sudah sepuh. Tapi, kalau sudah terbiasa pakai wedges, ya nggak masalah sih. Ada kalung panjang menjuntai hingga dada. Saya intip, bandulnya berbentuk salip dengan mata-mata cerah.
Oh ya, bagian wajah juga menjadi perhatian Tante Cantik. Lipstik merah agak kusam namun ada unsur mate yang membuat bibirnya kelihatan segar. Kelopak matanya disapu dengan eye shadow warna keunguan (matching dengan kuteks), dan blush on pink membalut tulang pipinya yang menonjol karena kulit wajahnya sudah kendor. Ia juga 'nyelaki' matanya dengan pensil hitam pekat. Dengan makeup seperti itu, Tante Cantik kelihatan lebih muda belasan tahun dari usia sesungguhnya. Pokoknya dandanan Tante Cantik oke. T O P B G T. Dan, smoga cita-cita nanti saat tua bisa tercapai ya….Bisa cantik dan pinter dandan kayak Tante Cantik. (*)