Perempuan Wajib Tahu 8 Fakta Seputar Keputihan


Keputihan adalah istilah untuk cairan yang keluar dari vagina dan leher rahim. Selama ini banyak perempuan yang takut dengan istilah tersebut. Dianggap bahwa keputihan adalah sebuah penyakit. Padahal, keputihan itu tidak selalu hal buruk. Cairan yang keluar dari vagina dan leher rahim mempunyai beberapa fungsi. Di antaranya  membantu menjaga tubuh bebas dari bakteri dan sel-sel mati, serta menjaga vagina bebas infeksi.
Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah keputihan itu normal atau penyakit? Dilansir dari laman The Health Site, Kamis (17/1), semua itu tergantung warnanya. Fluida atau cairan tersebut dapat dikategorikan menjadi beberapa warna. Cairan putih yang tebal adalah normal. Jika memiliki tanda-tanda gatal, terbakar, iritasi, itu mungkin infeksi jamur. Infeksi menunjukkan gejala keputihan yang tebal, putih, seperti keju cottage.
Kalau cairan yang keluar berwarna hijau atau kuning, itu berarti tidak normal. Dapat mengindikasikan kemungkinan infeksi bakteri atau menular seksual.
Jika cairan yang keluar berwarna cokelat, mungkin itu karena siklus menstruasi yang tidak teratur. Jika terus muncul, mungkin itu bisa menjadi tanda kanker rahim atau serviks. Jangan mencoba mengobatinya sendiri. Harus diperiksakan ke dokter lebih dulu.
Menurut penelitian yang dilakukan di St Louis University, AS, tentang kesalahan diagnosis infeksi jamur, ditemukan bahwa 3 dari setiap 4 wanita rata-rata mengobati infeksi itu sendiri. Ini akhirnya memperburuk situasi dan menyebabkan episode siklus salah diagnosis. Sementara keputihan adalah normal dan dianggap penting untuk memahami fungsi kelenjar dan sekresi hormon internal. Keputihan yang berlebihan bisa menjadi gejala lebih dari satu kondisi yang mendasarinya. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai berbagai perubahan atau kondisi fisiologis yang mungkin menghasilkan sekresi cairan yang berlebihan. Berikut ada tujuh fakta yang harus diketahui perempuan berkaitan dengan keputihan.

1.Tampon
Dr. Duru Shah, Direktur Ilmiah Pusat Kesuburan Berbantuan Gynaecworld dan Gynaecworld, India mengatakan bahwa beberapa wanita menggunakan tampon pada hari-hari terakhir di siklus menstruasi. Sayangnya, karena aliran darah mulai ringan maka tampon tersebut lupa dicopot. “Mereka mencari bantuan kami ketika mulai mengalami bau busuk, gatal. Saya punya pasien yang datang setelah 7 hari tampon tidak dilepaskan,” katanya.
Tampon yang lupa dicopot menjadi tempat berkembang biak bakteri sehingga meningkatkan risiko pengembangan infeksi, vaginosis bakteri, atau kemungkinan sindrom syok toksik. Itu tercermin dalam bentuk demam, gatal, nyeri saat berhubungan seks atau buang air kecil, ruam atau pembengkakan di sekitar vagina. “Kami selalu menyarankan mengganti tampon setiap 6 jam. Jangan gunakan tampon di malam hari karena Anda mungkin lupa membawanya keluar keesokan paginya. Jika tidak diangkat tepat waktu, dapat menyebabkan masalah medis yang parah dalam hal sepsis, infeksi dan penyebaran lebih lanjut. Sebelumnya beberapa kematian juga terjadi karena ini,” tambah Dr Shah.

2.Pil KB
Wanita yang menggunakan pil KB hormonal mengalami peningkatan jumlah keputihan. Pil ini digunakan untuk mengobati menstruasi yang berat, jerawat, kista atau sebagai perlindungan terhadap kehamilan. Cairan berlebih adalah cara hormon menyesuaikan diri. Ini juga menyebabkan gejala lain, seperti sakit kepala, mual, payudara lunak, dan perubahan libido.

3.Ovulasi
Anda akan mengamati peningkatan debit beberapa hari sebelum dan di tengah siklus menstruasi ketika tubuh bersiap untuk melepaskan sel telur dari ovarium. Ini adalah fenomena yang sepenuhnya normal dan sehat. Lazim terjadi ketika tingkat progesteron tubuh menjadi tinggi. Setelah telur dilepaskan, cairan berkurang dan berubah menjadi keruh atau tebal. Ovulasi juga ditandai oleh tanda-tanda lain, seperti peningkatan suhu tubuh basal, nyeri perut satu sisi (mittelschmerz), dan bercak.

4.Gairah
Ketika terangsang, pembuluh darah alat kelamin mulai membesar. Setelah itu, vagina melepaskan cairan yang membantu melumasi dinding. Saat memasuki vagina, Anda mungkin juga menemukan basah yang cukup. Tanda-tanda lain dari gairah yang dapat diamati adalah pembengkakan pada vulva, peningkatan pernapasan dan denyut nadi dan kemerahan pada dada dan leher.

5.Stres atau ketidakseimbangan hormon
Kondisi kesehatan mental dapat menyebabkan hormon menjadi tidak seimbang, seperti sindrom ovarium polikistik dan dapat menyebabkan peningkatan keputihan. Sindrom ovarium juga menyebabkan peningkatan pertumbuhan rambut wajah dan tubuh, penambahan berat badan yang cukup, menstruasi yang tidak teratur, dan infertilitas.

6.Kehamilan
Jika Anda hamil, sangat normal untuk mengalami peningkatan keputihan yang tipis, jernih, atau putih dengan bau musky (aroma orang berkeringat tapi tidak bau). Ini membantu melindungi janin Anda dari infeksi yang dapat menjalar ke vagina dan ke dalam rahim, yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih yang menyakitkan. Ini adalah cara melumasi saluran lahir Anda untuk memungkinkan persalinan normal. Tetapi jika keputihan mengandung darah maka itu adalah masalah. Segera mencari bantuan ginekolog Anda.

7.Menyusui
Jika sedang menyusui, maka Anda akan mengalami keluarnya cairan pendarahan berwarna merah gelap yang berubah menjadi cairan berwarna merah muda atau cokelat sebelum memudar menjadi cairan berwarna kekuningan. Jenis keputihan ini dikenal sebagai Lochia dan dialami empat hingga enam minggu setelah melahirkan bayi.

8.Infeksi menular seksual
Gonore dan klamidia adalah penyakit seksual menular yang dapat menyebabkan infeksi vagina berlebihan. Awalnya, penyakit mungkin tidak muncul tanda-tanda tetapi secara bertahap mulai berbau busuk atau mengeluarkan cairan vagina yang tebal dan bahkan berdarah. Gejala lain termasuk rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil dan buang air besar, sakit perut bagian bawah, dan rasa sakit saat berhubungan seks. (*)