Rela Jadi Sansak demi Dinafkahi Suami


Orang bijak pernah berkata, perempuan itu harus punya bargaining power, posisi tawar yang bagus. Biar gak diinjak-injak suami yang gak mau ngerti. Salah satu caranya bagaimana? Ya dengan bekerja. Karena jangan sampai hal yang terjadi pada Karin, 52, terjadi pada perempuan lain.
Karin duduk dengan tenang di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya. Ia menggugat cerai suaminya, Donwori karena alasan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Sudah gak tahan, Mbak. Bisa-bisa mati di tangan suami aku kalau gak cerai," katanya kepada Radar Surabaya.
Karin menjelaskan, suaminya ini memiliki temperamen yang keras. Istri salah sedikit saja, ia sudah marah-marah. Apalagi ditambah sikapnya yang posesif, membuatnya makin gak bisa bergerak.
"Dia itu bawaannya curigaan terus. Aku gak boleh bergaul sama yang lain. Padahal, ya masak wis usia segini mau main selingkuhan," terangnya.
Bukti dari sikap kasar Donwori ada di tubuh Karin.  Sembari curhat, Karin menunjukkan luka memar yang ada di tangan, pelipis, badan hingga kakinya. Bisa dibilang hampir seluruh tubuhnya biru-biru kena pukulan suami.
Sebenarnya usia pernikahan Karin dan Donwori masih tergolong baru. Keduanya menikah lima tahun yang lalu dalam posisi status janda ketemu duda. Dalam perjalanan waktu, Karin tak menyadari bahwa suaminya akan tega berbuat kasar seperti itu. "Lha sebelum nikah dia lek ngejar-ngejar aku ora umum. Ya siapa sangka dia kayak gitu," keluhnya, menyesal.
Namun sayangnya, sejak menikah, sikap Donwori sudah kasar. Menikah lima tahun, selama itulah pukulan selalu mendarat di tubuh Karin. "Aku diancam juga, katanya 'lapor aja ke polisi, atau ngajukan cerai saja, gak akan bisa makan kamu nanti'. Begitu katanya tiap marah. Dia juga sering menegaskan, kalau gak sama dia, hidupku gak makmur," curhat Karin.
Perempuan yang masih nampak ayu meski termakan usia ini menjelaskan, awalnya ia takut dengan ancaman Donwori. Ia yang sebelum menikah hidup susah, harus kembali susah lagi kalau dicerai suami. Apalagi cerainya karena ada kasus. "Bertahun-tahun aku bungkam tapi awakku remek. Tak pikir-pikir rezeki ada yang ngatur kok, aku bisa nyoba jualan lah nanti," katanya, masih dengan nada pesimis. (ilus: fajar)