Pejuang Google Adsense


Saya yakin ada jutaan pejuang Google Adsense (GA) di dunia ini. Iming-iming pendapatan dollar dari mesin pencari paling yahud ini, memang sudah membius. GA memang layak diperjuangkan. Nah, ceritanya, empat hari lalu saya juga menjadi salah satu pejuang GA.


Awalnya gara-gara ada teman kantor yang sudah sukses meraup ratusan juta dari GA. Gara-gara kreatif di GA, ia sekarang sudah punya mobil gres warna merah (dilarang sebut merek kan?). Nah, mobil merah inilah yang membuat saya ‘marah’. Kalau si teman saja bisa, kenapa enggak? Ya kan?

Akhirnya saya pun mendaftarkan blog yang korat-karit itu ke GA. Niatnya Cuma satu, semoga diterima. Tapi, ya pesimis banget sih.

Gimana, enggak pesimis. Ibarat kata, saya ini mau nglamar anak orang tapi nggak punya modal. Padahal orang yang mau saya lamar itu yang naksir banyak. Tapi, saya tetap optimistis saja.

Modal saya buat nglamar Mas GA adalah blog yang umurnya sudah bertahun-tahun, tapi tulisannya baru 40-an buah. Pengunjung pun baru seribu lebih dikit.

Sementara info yang saya peroleh, si Mas GA ini selektif banget. Dia memberikan banyak aturan main jika mau lamarannya diterima. Setahu saya, blognya harus bagus. Maksudnya, bagus isinya dan desainnya. Pengunjungnya juga sudah banyak. Infonya minimal seribu lebih per hari (Lha saya, sudah bertahun-tahun tapi Cuma seribu pengunjung lebih dikit).

Tapi, saya cuek saja. Siapa tahu Mas GA pas mood-nya lagi bagus ketika baca lamaran saya. Atau ketika mau baca lamaran saya, eh ada Raisa lewat (tanpa Hamid Daud tentunya) dengan baju sexy. So, lamaran saya langsung diklik alias di OK.  
  
Singkat kata, selepas deadline, saya iseng (tapi berharap) browsing soal Mas GA. Browsing itu pun berujung  nge-add akun Mas GA untuk memasukkan lamaran. Bismillah.

Saya baca balasannya, butuh waktu lebih dari 1x24 jam untuk menerima lamaran itu. Baik, saya tunggu dengan sabar.

1x24 jam telah lewat. Akun email Google saya nggak ada kiriman dari Mas GA. Sudah tak baca bolak balik sampai jari ini panas. Tetap saja tidak ada jawaban dari Mas GA. Duh…ya sudahlah. Belum rezeki, batinku.

Saya agak putus asa, tapi tetap punya keyakinan. Ada teman juga bolak-balik hamper setahun nglamar Mas GA, juga nggak pernah di-acc. Bahkan, ia sampai bolak-balik bikin blog yang menurut saya isi maupun desainnya luar biasa bagus. Sampai-sampai si teman ini putus asa, dan sampai sekarang ia membiarkan blognya enggak terurus.

Nah, hari itu, Sabtu malam minggu, tepatnya di saat saya nunggu halaman terakhir dikirim ke percetakan, tiba-tiba meluncur email dari Mas GA. Alhamdulillah. Isinya, lamaran saya diterima. “Yes, yes, yes…,” teriak saya sampai-sampai teman sekantor kaget sekaligus ngomel.

Si teman yang sudah punya mobil merah dari Mas GA pun menyelamati saya. “Berapa kali Mbak nglamarnya,” tanya dia.

“Sekali tok,” jawab saya mantab.

Si teman pun terheran-heran. “Sampeyan pakai jurus apa, kok bisa cepet dapat akunnya,” tanyanya lagi.

“Jurus pasrah, Mas,” jawab saya, pendek.

Lewat tulisan ini, saya ingin menyemangati mereka yang lamarannya belum diterima Mas GA, jangan patah semangat. Usaha, usaha, dan usaha lagi. Sembari menunggu jawaban ‘ya’ dari Mas GA, jangan putus asa. Jangan berhenti menulis bagus. Semangatttttt!!!! (foto: maxmanroe)