Kalau Yang Pertama dan Terbaik Sudah Ada, Lakukan Yang Ternyeleneh


Mitra bisnis, hari ini business wisdom ingin bercerita tentang teman saya. Kalau ingat rasanya saya ingin ketawa. Dua sampai tiga hari ini saya seringkali bertemu dengannya. Sehari seminar bersamanya, esoknya makan siang bersama dan saya menikmati selama dua hari ini. Beliau adalah Joseph Theodorus Wulianadi. Sehari-hari dia lebih akrab dipanggil Pak Joger atau Mr Joger.
Namanya cukup panjang, namun singkatnya adalah Pak Joger. Kalau Anda pernah ke Bali, Anda pasti tahu tempat yang sangat menarik dengan kaos atau t-shirt yang tulisannya lucu-lucu. Itu adalah hasil karya besar Pak Joger. Dia hanya ingin dipanggil Joger saja.  Kalau ketemu dengannya, salam yang diucapkan selalu "Good morning selamat pagi" meski malam sekalipun.
Beberapa wisdom yang ingin saya sharing dengan Anda adalah entrepreneur adalah orang yang merdeka.
Entrepreneur tidak lebih dari sekedar sekumpulan penipu, yang menipu masyarakat secara baik-baik, legal dan menyenangkan. Namun, yang ditipu merasa tidak ditipu, bahkan sebaliknya merasa senang, puas dan bahagia.
Ini adalah kata-kata yang dibolak-balik dan lucu, tetapi mempunyai kebenaran sekali. Dia bilang sebuah kata yang paling bagus saat ini, "Lebih baik kita punya sedikit, tapi cukup daripada kita punya banyak tapi kurang."
Kalau dilihat memang sederhana. Tetapi, kalimat itu mempunyai makna yang dalam. Janganlah Anda menjadi greedy, tamak atau selalu tidak puas terhadap apa yang diterima. Dia jalani sebuah kehidupan dengan kesenangan dan kenikmatan hidup. Kalau di seminar, dia selalu bilang, "Pak Santoso, saya ini selalu menyesatkan orang-orang untuk kembali ke jalan yang benar."
Ada banyak paradoks atau pun lelucon kalau dilihat dari kesederhanaannya ataupun guyonannya. Tetapi, cobalah Anda pikirkan. Ada banyak kebenaran-kebenaran yang ada di situ. Beliau juga aktif dalam kegiatan sosial yang disebut Garing (Tiga Piring). Dia mengingatkan bahwa kehidupan itu tidak lebih dari kebutuhan tiga piring sehari.
Kalau Anda sudah punya tiga piring, maka Anda sudah boleh dibilang berlebihan. Hal itu  juga harus bisa mengingatkan Anda bahwa masih banyak orang yang tidak punya tiga piring sehari.
Sudah waktunya Anda menolong yang tidak punya atau tidak dapat makan tiga piring sehari. Inilai kegiatan beliau untuk menolong orang di tempat-tempat kemiskinan dengan mengembalikan apa yang dia dapat kepada masyarakat.
Pak Joger adalah sosok yang lucu dalam kehidupannya sehari -hari. Dari caranya ngomong, pandangan hidup dan sebagainya. Tetapi, yang membuat saya salut adalah sinkronisasi cara pandang hidupnya. Beliau jenis orang yang tidak munafik. Apa yang ia sampaikan juga ia jalani dan geluti dalam kehidupannya. Ini adalah salah satu kunci sukses dalam melihat kehidupan kita.
Pak Joger mempunyai pesan yang sangat sederhana. "Berusahalah dengan sekuat tenaga dan karsa untuk jadi pelopor atau yang pertama. Kalau yang pertama sudah ada, cobalah jadi yang terbaik. Kalau yang pertama dan terbaik ternyata juga sudah ada, apalagi sudah banyak maka cukup jadilah yang terlain seperti saya. Menjadi lain itu baik dan bermanfaat. Karena itu adalah paradoks dalam kehidupan ini."
Dia merubah konsep bisnisnya dari profit oriented menjadi happiness oriented. Hal ini sangat menarik. Walaupun sederhana dan umum, tetapi hal tersebut mempunyai makna yang mendalam dalam kehidupan kita. Hal ini bisa disejajarkan dengan orang yang mamandang manajemen sebagai sebuah ilmu yang menarik.
Saya ingin menutup business wisdom hari dengan tulisan Pak Joger sendiri yang cukup pendek namun menarik. "Sebagai orang yang sudah pernah miskin dan juga kaya, beranilah saya berkata bahwa kaya memang lebih enak daripada miskin. Tetapi kemudian muncul pertanyaan, apa sih kegunaan jadi orang kaya kalau ternyata hidup kita hampa dan tidak bahagia. Makanya marilah kita beramai-ramai berusaha, berdoa dan berkarya sebaik-baiknya agar hidup kita bukan hanya bermakna tetapi juga bahagia dan juga kaya."
Demikian business wisdom hari ini, semoga bermanfaat bagi Anda dan orang-orang di sekitar Anda. (*/4)