dr. Robby Budilarto, SpOG: Hamil Itu Bukan Penyakit


Siapa dokter kandungan paling keren di Surabaya? Kalau ditanya soal itu, saya akan langsung menyebut nama dr. Robby Budilarto, SpOG. Kok bisa? Ya iyalah, dr Robby memang kereeeen (pake e-nya banyak karena saking kerennya). Inilah pengalaman saya ditangani dokter murah senyum itu.
dr. Robby Budilarto, SpOG direkomendasikan oleh seorang teman kantor. “Mbak, aku punya dokter bagus. Tapi, agak mahal sih. Dokterku juga waktu hamil Ajeng. Namanya dokter Robby, praktek di Jalan Kartini. Dia juga dokternya Ayi (Jawa Pos). Orangnya enak, nggak aneh-aneh. Prakteknya sampai tengah malam kok. Jadi, kita bisa ke sana sepulang deadline,” cerita Pipit.
Embel-embel buka hingga tengah malam itulah yang bikin saya sangat tertarik. Maklum, kadang-kadang saya kerja sampai tengah malam. Jadi, nyari dokter kandungan pun harus bisa sesuai dengan jadwal kerja saya: yang mau terima pasien tengah malam. Hehehehehe…..
Tak mau lama-lama, (aku ingat betul) malam itu (2015) pulang deadline langsung ngacir ke Jalan Kartini dianterin suami. Nyampe lokasi sudah hampir pukul 22.00. Dan nomor antreannya sudah di angka 100-an lebih. Ketika saya tanya ke perawatnya, kemungkinan ditangani pukul 23.00. Buju buneeeekkkk…..
Tapi, nggak masalah lah. Toh di depan tempat praktek, ada orang jualan tahu tek yang enak.
Singkat kata, giliran saya masuk. Ditanya, tahu dari mana namanya, ia langsung tertawa. “Orang Jawa  Pos Group memang banyak yang saya tangani,” katanya, diiringi senyum.
“Ayo, silahkan duduk. Ada perlu apa?” tanyanya.
Ditanya demikian, aku langsung mendelik.
Rupanya dr Robby tahu dengan perubahan mukaku, dari seneng ke kecut. “Ah, guyon kok. Masak ke sini mau periksa mata? Ya jelas periksa kandungan. Kamu jangan serius gitu. Hamil itu sesuatu yang menyenangkan. Jadi, harus bahagia terus,” jelenterehnya.
Dari ucapannya, aku menyimpulkan kalau dr. Robby tidak seperti bayanganku sebelumnya: serem, galak, mukanya serius. Ternyata sebaliknya: ramah, lucu, dan sabar. Eh telaten juga.
Dengan sabar pula, ia memeriksa rahimku. Memberi beberapa catatan yang harus dilakukan ibu hamil, terutama di kehamilan pertama. “Harus diingat bahwa hamil itu bukan penyakit, tapi anugerah. Harus disyukuri, harus seneng terus. Karena karakter anak itu dibangun sejak si ibu tahu bahwa ada janin di rahimnya. Jangan kasih sedih, tangisan, atau hal-hal buruk lainnya ke anakmu ya,” itulah wejangan yang disampaikannya ketika kali pertama saya periksa.
Alhamdulillah, kunjungan pertama yang sebelumnya kubayangkan akan menyulitkan, tak terbukti sama sekali. Justru saya dibuatnya nyaman.
Kunjungan-kunjungan berikutnya, juga semakin nyaman. Memang pasiennya banyak. Tapi, kita bisa mensiasatinya. Bisa ambil nomor atau telepon dulu sebelum datang, jadi nunggunya tidak terlalu lama.
Mahal? Ah itu relatif, kok. Toh dr. Robby selalu memberikan pilihan ketika akan memberikan vitamin. “Vitamin ini bagus, tapi harganya memang beda dari yang lain. Silahkan kamu pilih, mau yang ini atau yang itu. Yang penting sesuai kemampuanmu,” katanya sambil mempersiapkan resep untukku.
Oh ya, apotek yang juga satu lokasi dengan tempat praktek (Jalan Kartini 80 Surabaya) membuat pasien lebih efisien dalam waktu, juga rupiah.  
Satu hal yang saya ingat ke dr. Robby adalah ketika saya tanya soal pedas. “Dok, saya ini suka sekali pedas. Kata orang,  ibu hamil nggak boleh makan yang pedas-pedas. Takut nanti anaknya rembes. Gimana dong?” tanya saya.
Lantas, jawaban dr. Robby apa? Sangat melegakan. “Siapa bilang nggak boleh makan pedes? Silahkan saja, tapi jangan berlebihan. Yang nggak boleh itu kalau berlebihan dan bikin kamu sakit perut. Lebih baik kamu makan dengan sambal, daripada nggak doyan makan. Kalau nggak makan, kasihan anakmu,” katanya, sambil kepala saya dijendul. Iya juga sih…. Makasih, dok sudah memberikan pengalaman periksa selama sembilan bulan lebih yang sangat menyenangkan.  (*)

Tips Jadi Pasien dr. Robby Budilarto, SpOG
  *Ambil nomor antrean dulu
  *Pesen nomor antrean lewat telepon
  *Bawa makanan kecil
  *Bawa air putih
  *Minta nomor telepon hp-nya (dikasih, kok)