Balas Kebencian dengan Kebaikan


Mitra bisnis, dalam business wisdom hari ini saya ingin bercerita tentang kisah kuno dari negeri Tiongkok. Kisah ini menceritakan hubungan antara seorang menantu dan mertuanya. Cerita ini sangat menarik karena mengilhami bagaimana mencintai dan dicintai oleh seseorang.
Kita sebut saja namanya Lili. Lili adalah sang menantu yang bersuamikan orang kaya. Setelah menikah, mertua Lili  sangatlah cerewet, judes, dan juga jahat. Lili sangat bingung karena berbuat apapun dianggap salah oleh mertuanya. Dia tidak bisa apa-apa karena sang suami mencintai ibunya dan dia merasa harus menurut. Lili
begitu bencinya dengan mertuanya hingga suatu hari dia berpikir akan membunuh mertuanya tersebut.
Suatu hari ia pergi kepada seorang tabib atau dokter bijaksana yang ia kenal. Dia menceritakan semua penderitaannya selama ini, hingga akhirnya ia meminta tabib untuk memberikan sebuah obat atau racun. Ia ingin meracun mertuanya hingga tewas. Tabib ini adalah seorang
dokter yang bijaksana. Setelah diam sejenak dan berpikir maka dia bilang, "Baiklah saya akan membuatkan ramuan untukmu".
Maka dibuatlah sebuah ramuan dalam satu paket besar. Tabib bilang, "Saya tidak bisa membuat racun yang langsung membuat orang mati. Karena nanti bisa ketahuan kalau Anda telah meracuni mertua Anda. Maka saya buat satu paket ini untuk diberikan sedikit demi sedikit. Setiap hari satu sendok teh, mungkin 4-5 bulan dia akan meninggal secara wajar. Maka orang tidak akan pernah tahu kalau Anda telah meracuninya."
Lili senang sekali. Sementara tabib hanya bisa memesan kepada Lili agar jangan sampai ketahuan. Malah kalau bisa, berbuatlah sesuatu yang baik terhadapnya sehingga orang lain tidak akan pernah mengetahui kalau Lili telah berbuat jahat.
Keesokan harinya, Lili mulai memasakkan tim ayam dengan sedikit racun untuk mertuanya. Dia juga selalu bersikap sangat baik kepada mertuanya supaya orang-orang tidak curiga bila suatu ketika mertuanya
mati mendadak karena sakit jantung.
Setiap hari proses ini berjalan. Tentu saja dengan campuran dua sendok teh racun tersebut. Setelah tiga bulan berjalan, Lili merasakan bahwa ada perubahan pada diri mertuanya. Mertuanya kini sangat baik sekali kepadanya. Karena selama ini ia berbuat baik kepadanya, memasak untuknya, menyayanginya meskipun pura-pura. Sehingga akhirnya mertuanya sayang kepadanya.
Setelah itu dia sadar bahwa sebenarnya dia sayang kepada
mertuanya. Lili berpikir, jika mertuanya sampai meninggal dirinya pasti akan merasa sangat kehilangan.
Pada saat ia bertengkar dengan suaminya, malah mertuanya
yang membela. Akhirnya dia kembali ke tabib dan menceritakan apa yang terjadi. Bahwa sebenarnya dia sayang kepada mertuanya. Padahal racun sudah terlanjur masuk selama hampir tiga bulan dan sebualan lagi mertuanya akan meninggal. Bagaimana dengan kesehatannya?
Tabib hanya bisa tertawa dan menjawab bahwa yang diberikan adalah obat kesehatan supaya mertuanya lebih sehat dan tidak ada racun sama sekali di dalam tubuhnya.
Ini adalah suatu cerita yang sederhana. Bahwa kalau kita ingin mencoba mencitai orang lain, karyawan, atau atasan, maka tentu saja akan ada balasan yang positif dari pihak lawan. Kalau kita tiap hari hanya marah, benci dan dengki serta tidak pernah melakukanaction yang memberikan cinta kita kepada orang lain, maka orang lainpun akan benci kepada kita. (*/6)